Referendum terkait Isu-isu LGBT, Disetujui Oleh Parlemen Hungaria
Referendum terkait Isu-isu LGBT, Disetujui Oleh Parlemen Hungaria – Hungaria adalah sebuah negara terkurung daratan di Eropa tengah. Negara ini terletak pada Basin Carpathia dan berbatasan dengan Austria di sebelah barat, Slowakia. Di sebelah utara, Ukraina di sebelah timur, Rumania di sebelah tenggara, Kroasia dan Serbia di sebelah selatan, Slovenia di sebelah barat daya. Dalam bahasa setempat, negara ini di kenal sebagai daerah Magyar.
Hungaria membentuk kumpulan Visegrád bersama Polandia, Slowakia dan Republik Ceko. Kota terbesar dan ibu kotanya adalah Budapest. Hungaria juga termasuk anggota NATO, Uni Eropa, Organisasi Kerja sama dan Perkembangan Ekonomi, dan Perjanjian Schengen. Bahasa resminya adalah bahasa Hongaria, yang merupakan bahasa non-Indo-Eropa yang paling banyak di tuturkan di Eropa.
Parlemen Hungaria pada hari Selasa kemarin menyetujui tindakan pemerintah yang ingin mengadakan referendum pada tahun depan mengenai isu-isu tentang LGBT. Langkah pemerintah ini di pandang kelompok LGBT dan kritikus pemerintah sebagai tindakan terbaru untuk membatasi LGBT di Hungaria.
1. Pertanyaan dalam referendum
Melansir dari RFE/RL, Wakil Menteri Kantor Perdana Menteri Balazs Orban mengatakan kepada parlemen referendum ini di usulkan agar warga memiliki kesempatan untuk menetukan sikap mereka terhadap isu-isu mengenai propaganda gender.
Wakil menteri juga mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk tidak membiarkan propaganda LGBT di sekolah yang di lakukan dengan bantuan LSM dan media, tanpa adanya persetujuan orang tua.
Dalam persetujuan untuk mengadakan referendum ini anggota parlemen oposisi abstain dari pemungutan suara, sehingga anggota partai Fidesz pimpinan Perdana Menteri Viktor Orban dapat lebih mudah menyetujui. Parlemen sepakat ada empat pertanyaan akan tersedia dalam referendum ini, pertanyaan mengenai program pendidikan seks di sekolah dan penyajian konten seksual di media.
Pertanyaan yang akan muncul adalah mengenai dukungan terhadap pelajaran orientasi seksual untuk anak di bawah umur tanpa persetujuan orang tua, serta apakah mendukung informasi mengenai perubahan gender untuk anak di bawah umur.
Yang lainnya adalah mengenai apakah mendukung konten media mengenai seksual untuk anak di bawah umur, yang dapat mempengaruhi mereka tidak perlu di batasi. Pertanyaan terakhir adalah apakah mendukung tampilan konten media yang sensitif mengenai gender untuk anak di bawah umur.