Kategori
NEWS

Belasan Orang Sindikat Penyelundupan Migran Ditangkap Otoritas Austria

Belasan Orang Sindikat Penyelundupan Migran Ditangkap Otoritas Austria

Kasus ini terungkap di tengah lonjakan imigran gelap yang datang ke Uni Eropa dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan, Polandia, Lithuania dan Latvia sudah melakukan penjagaan ketat terkait lonjakan migran di perbatasan Belarusia.

1. Pelaku mengirimkan migran melalui negara Balkan menuju Austria
Austria Tangkap Belasan Orang Sindikat Penyelundupan Migran

Penangkapan sebanyak 15 orang terduga pelaku penyelundupan migran ini di lakukan di ibu kota Wina. Selain itu, sejumlah 14 kendaraan van juga sudah di sita oleh petugas berwajib lantaran di duga di gunakan dalam operasinya.

Pelaku di duga sudah menyelundupkan ratusan migran asal Suriah, Lebanon dan Mesir ke Austria. Sedangkan, rute penyelundupan di mulai lewat perbatasan Serbia-Hungaria dan masuk melalui Slovakia, Republik Ceko hingga berakhir di utara Wina.

Pihak kepolisian menangkap pelaku ketika di temukan 25 mobil yang membawa 200-300 migran yang di berhentikan di titik pengecekan pada pintu perbatasan Provinsi Lower Austria dan Hotel Wina.

Pelaku dalam jaringan kriminal ini menggunakan mobil van yang tidak memiliki kursi belakang dan mengecat seluruh kaca jendela, sehingga dapat mengangkut 12-15 orang, di laporkan dari DW.

2. Migran di kenakan tarif perjalanan sebesar Rp64-80 juta

RFE/RL melaporkan, jaringan sindikat penyelundup migran itu sudah berhasil mengirimkan sebanyak 700 migran. Sedangkan biaya yang di kenakan pelaku kepada para migran yang hendak melakukan perjalanan ke Austria mencapai 4.000-5.000 euro (Rp64-80 juta)per orang.

Terduga pelaku penyelundupan berasal dari negara Eropa Timur dan Asia Tengah, seperti Moldova, Ukraina dan Uzbekistan. Bahkan, pelaku juga melakukan rekrutmen anggota di negara asalnya melalui sosial media dan menawarkan pekerjaan sebagai pengemudi dengan bayara sebesar 2.000-3.000 euro (Rp32-48 juta) per bulan.

Pihak kepolisian sudah melakukan investigasi terkait kasus ini sejak bulan lalu setelah adanya gerak-gerik mencurigakan dari pihak terkait. Sedangkan tujuan utama para migran adalah mencapai ke Jerman, baik menggunakan kereta api atau di jemput kerabatnya.

3. Penyelundupan migran melalui Balkan di sebut sangat berbahaya

Di kutip dari Euronews, otoritas juga mengatakan bahwa operasi penyelundupan manusia yang di juluki rute Balkan ini sangat aktif dan berbahaya. Bahkan, tak sedikit para migran yang melalui rute ini tewas dalam perjalanan.

“Tingginya tingkat aktivitas di wilayah Balkan, maka akan mengakibatkan situasi yang berbahaya. Terkadang mereka harus berada di dalam mobil van selama puluhan jam atau beberapa hari dengan udara yang minim” ungkap Gerald Tatzgern, Kepala Anti Penyelundupan di Kantor Kepolisian Federal.

Uni Eropa pada Oktober lalu telah meluncurkan aturan baru terkait imigrasi, di mana akan mengetatkan masuknya imigran ilegal ke wilayahnya. Namun, blok itu akan memberikan akses luas bagi pekerja berkeahlian di dalam pasar kerjanya.

Sepanjang tahun ini, otoritas Austria juga sudah menangkap sebanyak 330 orang lantaran terlibat dalam kasus penyelundupan manusia, di kutip dari DW.

Kategori
NEWS

Ikut Melawan Para Pemberontak, PM Ethiopia Turun Ke Medan Perang

Ikut Melawan Para Pemberontak, PM Ethiopia Turun Ke Medan Perang

Ikut Melawan Para Pemberontak, PM Ethiopia Turun Ke Medan Perang – Perdana Menteri Ehiopia, Abiy Ahmed, di laporkan ikut bertempur melawan pasukan pemberontak Tigray. Informasi itu di sebarkan oleh tempat pemerintah pada Rabu yang lalu, saat pemberontak berasal dari lokasi utara tambah mendekati ibu kota.

Media pemerintah tidak perlihatkan gambar atau video yang perlihatkan Abiy berada di garis depan. Juru berbicara kantor Perdana Menteri, Billene Seyoum, menampik memberi tambahan komentar berkaitan rincian lokasinya. Dia cuma memberikan bahwa Laki-laki berusia 45 tahun itu tiba di garis depan sejak hari Selasa kemarin.

Meski demikian, keberadaan Abiy yang merupakan mantan operator radio di militer yang naik menjadi letnan kolonel, tidak diketahui tepatnya. Media pemerintah juga tidak menyiarkan gambar dirinya di medan tempur.

1. Pengamat menilai tindakan Abiy sangat berbahaya bagi Ethiopia

PM Ethiopia Turun ke Medan Perang, Ikut Militer Lawan Pemberontak!Pengamat dari International Institute for Democracy and Electoral Assistance, Adem Abebe, mengatakan bahwa tindakan yang di lakukan oleh Abiy sangat berisiko terhadap keberlangsungan Ethiopia.

“Situasinya sangat berbahaya. Jika (Abiy) terluka atau terbunuh, bukan hanya pemerintah federal yang akan runtuh, tentara juga akan runtuh,” kata Abebe, di kutip dari AP News.

Sebelumnya, Abiy telah meminta seluruh rakyat Ethiopia untuk turut berpartisipasi dalam perang. Keputusan itu di umumkan sejak keadaan darurat di berlakukan. Sementara itu, Wakil Perdana Menteri, Demeke Mekonnen Hassen, akan mengambil alih urusan rutin pemerintah selama Abiy pergi.

Majunya seorang pemimpin utama negara ke garis depan pertempuran bukan merupakan hal biasa. Tindakan yang di lakukan Abiy sebelumnya sempat terjadi di wilayah lain Afrika, salah satunya presiden Chad, Idriss Deby Itno, yang tewas saat bertempur di garis depan melawan pemberontak pada April lalu.

2. Keinginan untuk maju ke garis depan

PM Ethiopia Turun ke Medan Perang, Ikut Militer Lawan Pemberontak!Abiy sebelumnya telah berencana untuk maju ke garis depan demi mempertahankan Ethiopia dari serbuan pemberontak. Pada Senin malam, Abiy mengumumkan bahwa dia secara pribadi akan mengarahkan perang melawan pasukan Tigray dan sekutu mereka.

“Mari kita bertemu di garis depan perang. Waktunya telah tiba untuk memimpin negara dengan pengorbanan,” tulis Abiy dalam Twitternya, di lansir Al Jazeera.

Bulan lalu pasukan Tigray dan sekutunya mengancam akan berbaris di ibu kota Addis Ababa. Mereka juga berjuang keras untuk memotong koridor transportasi yang menghubungkan Ethiopia, yang terkurung daratan dengan pelabuhan utama Djibouti di kawasan itu.

3. Menggerakkan militer berpotensi merusak upaya negosiasi
PM Ethiopia Turun ke Medan Perang, Ikut Militer Lawan Pemberontak!

Di lansir Reuters, utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk wilayah Tanduk Afrika, Jeffrey Feltman, mengatakan bahwa operasi militer yang di lakukan pasukan Ethiopia akan berisiko meggagalkan upaya gencatan senjata. Ungkapan itu di sampaikan setelah ia berkunjung ke Ethiopia untuk bertemu Abiy membahas solusi diplomatik.

Menurut Feltman, pihak Abiy dan pemberontak memiliki keyakinan dengan kapasitas militernya.

“Ada beberapa kemajuan yang baru lahir dalam upaya membuat para pihak beralih dari konfrontasi militer ke proses negosiasi,” ujar Feltman.

“Yang menjadi perhatian kami adalah kemajuan yang rapuh ini berisiko di lampaui oleh perkembangan yang mengkhawatirkan di lapangan, yang mengancam stabilitas dan persatuan Ethiopia secara keseluruhan,” tambah dia.

Kategori
NEWS

Kurang dari Sehari, PM Perempuan Pertama Swedia Pilih untuk Mundur

Kurang dari Sehari, PM Perempuan Pertama Swedia Pilih untuk Mundur

Kurang dari Sehari, PM Perempuan Pertama Swedia Pilih untuk Mundur – Perdana Menteri (PM) perempuan pertama Swedia, Magdalena Andersson, mundur. Pengunduran dirinya di nyatakan cuma dalam sebagian jam sehabis dia menjabat dengan kata lain tak sampai satu hari.

Andersson mengatakan kepada ketua parlemen bahwa, dia berharap untuk di angkat sebagai perdana menteri lagi sebagai kepala pemerintahan satu partai. Prospek itu dapat terjadi cukup kuat dengan dukungan dari partai lain.  “Saya telah meminta kepada ketua parlemen untuk membebaskan saya dari tugas sebagai perdana menteri. Siap menjadi perdana menteri dalam satu partai, yaitu pemerintahan Sosial Demokrat,” ujar Andersson.

“Saya sudah menyebutkan kepada pembicara bahwa aku menghendaki mengundurkan diri,” kata Andersson di lansir BBC, hari Kamis ini.

1. Dua alasan yang mendorong pengunduran diri Andersson

Tak Sampai Sehari Menjabat, PM Perempuan Pertama Swedia MundurAda dua alasan yang membuat Andersson mengundurkan diri. Pertama, partai koalisinya, yakni Greens Party mengundurkan diri dari pemerintahan. Kedua, anggaran yang di ajukan Andersson di tolak oleh parlemen.

Sebaliknya, parlemen justru menyetujui anggaran yang di susun oleh partai oposisi, yang mencakup partai sayap kanan yang anti-imigran. Greens Party sendiri mengatakan tidak dapat menerima anggaran yang di rancang oleh partai sayap kanan tersebut.
2. Andresson tak mau legitimasi pemerintahannya di pertanyakan

Tak Sampai Sehari Menjabat, PM Perempuan Pertama Swedia MundurAndersson mengatakan dia memilih untuk mengundurkan diri ketimbang legitimasi pemerintahannya di pertanyakan. Di sisi lain, menurut dia ada praktik konstitusional yang mengharuskan dirinya mengundurkan diri.

“Ada praktik konstitusional bahwa pemerintah koalisi harus mengundurkan diri ketika satu partai mundur,” tutur Andersson.

Meski begitu, Andersson mengatakan kemungkinannya untuk mencalonkan diri kembali sebagai perdana menteri dari pemerintahan partai tunggal.

3. Proses terpilihnya Andersson

Tak Sampai Sehari Menjabat, PM Perempuan Pertama Swedia MundurAndersson baru resmi terpilih sebagai PM Swedia, hari Rabu kemarin. Berdasarkan hukum Swedia, Andersson hanya membutuhkan suara mayoritas anggota parlemen (Riksdag) yang tidak menentangnya.

Proses pemilihannya itu melalui kesepakatan 11 jam yang di lakukan dengan partai oposisi sayam kiri. Dari 349 anggota Riksdag, 174 menentangnya, tetapi 117 anggota mendukung Andersson, dan 57 lainnya abstain. Dengan demikian, Andersson memenangkan suara.

Dari proses itu, Andersson mendapat dukungan dari Greens Party sebelum menyatakan untuk mundur dari pemerintahan. Andersson juga menjadi PM dengan imbalan pensiun yang lebih tinggi.

4. Sepak terjang Andersson

Tak Sampai Sehari Menjabat, PM Perempuan Pertama Swedia MundurAndersson adalah atlet renang University City of Uppsala. Karir politiknya berawal pada 1996, di mana dia menjabat sebagai penasihat politik untuk Perdana Menteri Goran Persson. Tujuh tahun terakhir dia menjabat sebagai Menteri Keuangan.

Swedia sendiri merupakan satu-satunya negara bagian Nordik yang tidak pernah memiliki seorang perempuan sebagai PM sebelumnya. Dengan peristiwa ini, maka Swedia merasakan kepemimpinan seorang perempuan dalam beberapa jam saja.