Kategori
NEWS

Sederet Fakta Soal Krisis Migran di Perbatasan Polandia-Belarusia

Sederet Fakta Soal Krisis Migran di Perbatasan Polandia-Belarusia

Sederet Fakta Soal Krisis Migran di Perbatasan Polandia-Belarusia –  Krisis perbatasan Polandia dan Belarusia selama berbulan-bulan telah memicu perselisihan geopolitik.

Polandia, negara yang berbatasan langsung dengan Belarusia, tidak mengizinkan para migran memasuki negaranya. Mereka kini terjebak di tengah suhu beku dan tidak bisa mengakses kebutuhan dasar, termasuk makanan dan kesehatan.

UE menuding Belarusia dengan sengaja mengumpulkan para migran dari Timur Tengah dan Afrika, seraya mengimingi mereka bisa memasuki negara Eropa barat.

1. Awal mula krisis
5 Fakta Krisis Migran Polandia-Belarusia, Picu Ketegangan di Uni Eropa

Pada awal 2021. Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengutuk sanksi yang diberikan UE. Blok tersebut menghukum Belarusia atas pengalihan paksa jet penumpang pada Mei 2021 dan penangkapan jurnalis bernama Roman Protasevich.

Beberapa bulan sebelumnya, UE dan Amerika Serikat (AS) menghukum pemerintahan Lukashenko karena menindak perbedaan pendapat pada pemilihan umum 2020. Sengketa itu dikarenakan keinginan Lukashenko mengamankan periode keenamnya. Sehingga memicu protes massal anti-pemerintah.

Sebagai bentuk protes, lelaki berusia 67 tahun itu mengumumkan kebijakan Belarusia yang tidak akan mencegah migran dan pengungsi tanpa dokumen untuk mencapai UE. Belarusia beralasan pemerintahnya tidak memiliki cukup dana untuk membendung arus pengungsi sebagai imbas sanksi UE.

Sejak itu, negara anggota UE yang berbatasan dengan Belarusia, termasuk Lithuania, Latvia dan Polandia, telah melaporkan peningkatan tajam terkait jumlah orang yang mencoba melintasi perbatasannya.

2. Ribuan migran mendirikan kemah di perbatasan Belarusia
5 Fakta Krisis Migran Polandia-Belarusia, Picu Ketegangan di Uni Eropa

Diperkirakan 3.000 hingga 4.000 migran dan pengungsi. Kebanyakan berasal dari Timur Tengah dan Afghanistan. Mendirikan kemah di Belarusia yang berbatasan langsung dengan Polandia. Mereka tinggal di sana karena tidak diizinkan Polandia memasuki UE. Kelompok hak asasi manusia telah menyuarakan keprihatinan atas kesejahteraan para pengungsi.

3. Uni Eropa sebut Belarusia sengaja kumpulkan pengungsi di perbatasan Polandia
5 Fakta Krisis Migran Polandia-Belarusia, Picu Ketegangan di Uni Eropa

UE menuding pemerintah Belarusia sengaja membujuk para migran dan pengungsi untuk memasuki Eropa melalui negaranya. UE menuduh Belarusia menjadikan para pengungsi sebagai ‘senjata hibrida’ dan menyebut Lukashenko sebagai ‘gangster’ karena berbohong kepada para pengungsi.

Lukashenko menyangkal tuduhan itu dan menuduh UE melanggar HAM. Dengan menolak perjalanan yang aman bagi para pengungsi, bertentangan dengan aturan suaka internasional.

Kategori
NEWS

Tentara yang Kabur ke Belarusia Kini Diinvestigasi oleh Pihak Polandia

Tentara yang Kabur ke Belarusia Kini Diinvestigasi oleh Pihak Polandia

Tentara yang Kabur ke Belarusia Kini Diinvestigasi oleh Pihak Polandia – Seorang tentara Polandia melarikan diri dan masuk secara ilegal ke wilayah Belarusia pada Kamis kemarin. Bahkan, personel militer itu salah satu dari ribuan tentara yang di kirimkan ke perbatasan Polandia-Belarusia untuk menghadang serbuan migran asal Timur Tengah.

Karena hal tersebut Kantor Kejaksaan Białystok di Polandia pada Sabtu kemarin telah membuka investigasi kepada tentara yang melarikan diri ke Belarusia. Bahkan, tentara bernama Emil Czeczko itu sudah mengungkapkan kekerasan yang di lakukan militer Polandia kepada migran.

Beberapa bulan terakhir, Polandia dan Belarusia tengah bersitegang terkait kedatangan ribuan migran Timur Tengah di perbatasan kedua negara. Selama ini, Uni Eropa terus menyalahkan Belarusia yang di duga sengaja mendatangkan migran untuk masuk ke teritorinya.

1. Tentara yang membelot bisa di kenai hukuman 10 tahun penjara

Polandia Investigasi Tentara yang Kabur ke Belarusia

Di lansir dari Belsat, berdasarkan aturan hukum di Polandia menyebutkan bila personel militer yang melarikan diri ke luar negeri dapat di kenakan hukuman hingga 10 tahun penjara. Sementara, pihak Kejaksaan Białystok mengungkapkan jika akan menuntut dan menangkap tentara pembelot.

Menurut keterangan dari Kolonel Radoslaw Wiszenko yang merupakan dalam jaksa urusan militer di Bialystok mengungkapkan investigasi sudah di lakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti dalam kasus ini.

“Investigasi yang sudah di lakukan di tempat tinggal tentara dan semua data sudah di ambil. Ini akan menjadi subjek dari investigasi, di mana upaya pengkhianatan di rencanakan atau ini hanyalah keputusan mendadak” ujar Wiszenko.

Beberapa hari lalu, Polandia memang sudah mengonfirmasi hilangnya seorang tentara dari Resimen Artileri ke 11 yang berjaga di perbatasan. Bahkan, pelaku di sebut bermasalah dan beberapa hari lagi akan di pulangkan dari posnya.

2. Skrzypczak sebut tentara yang membelot layak di hukum mati

Seorang petinggi militer Polandia bernama Jenderal Waldemar Skrzypczak juga turut mengkritisi masalah ini dan mengungkapkan bila Emil Czeczko telah melakukan tindakan terburuk dalam hidupnya dan justru memilih untuk membelot kepada musuh.

“Apabila saya membaca media hari ini mengenai Kantor Kejaksaan yang membuka investigasi kasus dan akan menghadapi hukuman maksimum 10 tahun penjara. Saya ingin tahu apa yang di maksud” ungkap Skrzypczak.

“Menurut saya, para pembelot harus mendapatkan satu hukuman, yakni hukuman mati dan tidak ada diskusi apapun terkait itu. Sebuah peluru bersarang di kepalanya dan sudah selesai” tambahnya, di kutip dari RT.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Polandia telah mengumumkan pencopotan tiga komandan akibat adanya tentara Polandia yang melarikan diri ke Belarusia. Sedangkan pencopotan ini di tujukan kepada komandan artileri, peleton dan komandan divisi di Węgorzewo, di lansir dari Belsat.

3. Czeczko sudah mendaftar perlindungan hak dan status pengungsi ke Belarusia

Di laporkan dari BelTA, tentara Polandia bernama Emil Czeczko itu sudah mendaftarkan ke Sistemnaya Pravozaschita atau Sistem Perlindungan HAM untuk mendapatkan perlindungan hak asasi sekaligus mendapatkan status pengungsi.

Komite Investigasi Belarusia juga akan memverifikasi dokumen terkait fakta. Dan kebenaran yang di katakan oleh Czeczko dalam wawancara di sebuah stasiun televisi Belarus. Tim investigasi juga akan mengevaluasi semua tindakan kriminal yang di lakukan oleh aparat keamanan dan tentara Polandia.

Sementara itu, media Polandia mengungkapkan bila cerita dari Czeczko terkait kasus kematian di perbatasan. Hal tersebut hanyalah karangan dari Belarusia di tengah masalah krisis migran. Pasalnya, Belarusia terus menyalahkan Polandia terkait dugaan kekerasan terhadap para migran yang ada di perbatasan.

Sebaliknya, Polandia juga terus menyalahkan Belarusia yang telah melangsungkan hybrid war dengan menerbangkan migran dari negara bermasalah dan membawa migran tersebut ke perbatasan, dikutip dari laman RT.