Kategori
NEWS

BeritaTerkini Saat Ini Korban Tewas Akibat Erupsi Semeru Jadi 39 Orang

BeritaTerkini Saat Ini Korban Tewas Akibat Erupsi Semeru Jadi 39 Orang

[UPDATE] Tambah Lagi, Korban Tewas Akibat Erupsi Semeru Jadi 39 OrangBeritaTerkini Saat Ini Korban Tewas Akibat Erupsi Semeru Jadi 39 Orang – Korban tewas akibat erupsi Gunung Semeru lagi jadi tambah sebanyak lima jiwa pada Rabu kemarin. Sehingga, keseluruhan korban tewas yang sudah di temukan sejauh ini meraih 39 orang. Di kutip dari keterangan Badan SAR Nasional pada hari ini, tim evakuasi paduan sukses menemukan empat korban dalam suasana meninggal di Dusun Curah Kobokan. Satu korban di antaranya lebih-lebih tetap berusia anak-anak.

“Korban pertama dan kedua, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Mereka di evakuasi pada pukul 06:00 WIB. Korban ketiga, berjenis kelamin laki-laki, (usia anak-anak) di evakuasi pada pukul 09.45 WIB. Korban keempat, berjenis kelamin laki-laki dan di evakuasi pada pukul 10.45 WIB,” ungkap Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Surabaya, I Wayat Suyatna melalui keterangan tertulisnya.

Ia menjelaskan keempat jenazah sudah di evakuasi ke titik aman. Kemudian, jenazah korban dapat di bawa ke RSUD dr Haryoto Lumajang supaya bisa di identifikasi. Suyatna memberi tambahan satu korban meninggal lainnya merupakan warga yang di rawat di RSUD Soebandi Jember. Namun, korban yang di ketahui bernama Suliadi itu tidak bisa bertahan dan mengembuskan napas terakhir.

“Maka, korban meninggal akibat bencana guguran awan panas Gunung Semeru beralih jadi 39 orang,” kata dia lagi. Apa tantangan yang di hadapi oleh tim evakuasi paduan dalam proses pencarian korban pada hari ini?

1. Kendaraan sulit lalui titik evakuasi karena tertutup tanah bekas banjir lahar
[UPDATE] Tambah Lagi, Korban Tewas Akibat Erupsi Semeru Jadi 39 Orang

Suyatna mengatakan pada hari ini pihaknya menerjunkan 355 personel untuk melakukan pencarian korban. Mereka di bagi ke dalam tiga tim.

Tim di sektor A yang berlokasi di Dusun Curah Kobokan terdiri dari 150 orang. Team di sektor B yang berada di daerah Tambang Haji Satuhan terdiri dari 125 orang. Tim di sektor C yang berlokasi di Dusun Kebondeli dan Kampung Renteng terdiri dari 80 orang.

Ia mengakui dalam proses pencarian korban tidak mudah dan menghadapi dua kendala utama. Pertama, peralatan kendaraan tidak bisa masuk ke sektor B.

“Hal ini akibat akses menuju kedua sektor tertutup oleh tumpukan pasir dan tanah yang terbawa banjir lahar pada Selasa malam,” kata dia.

Kendala kedua yakni kondisi cuaca mendung di siang hari. Selain itu, puncak Gunung Semeru tertutup awan tebal.

“Maka, upaya pencarian sempat di hentikan sementara dan personel pencarian pun sempat di istirahatkan,” tutur Suyatna.

2. BNPB berikan dana hunian sementara Rp500 ribu bagi warga selama enam bulan
[UPDATE] Tambah Lagi, Korban Tewas Akibat Erupsi Semeru Jadi 39 Orang

Sementara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan memberikan dana tunggu kepada warga di Lumajang dan Malang, Jawa Timur, yang rumahnya rusak akibat terdampak erupsi Gunung Semeru. Besaran dana tunggu yang bakal diberikan mencapai Rp500 ribu per bulan untuk menyewa rumah.

“Jadi, ini sebenarnya dana yang bisa digunakan oleh masyarakat untuk menyewa hunian dulu sementara selama enam bulan. Tentunya, juklak (petunjuk pelaksanaan) dan juknis (petunjuk teknis) nya sudah ada. Nanti, akan kami laksanakan kepada pimpinan daerah, terutama kepala desa yang memiliki informasi lebih lengkap terkait kondisi masyarakat di desanya,” ungkap Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulis, Senin kemarin.

Sementara, berdasarkan data BNPB pada Senin kemarin, jumlah rumah terdampak langsung erupsi Semeru mencapai 2.970 unit. Selain itu, ada pula fasilitas pendidikan yang terdampak langsung erupsi mencapai 38 unit, dan jembatan yang putus satu unit yakni Gladak Perak.

3. Butuh anggaran Rp100 miliar untuk memperbaiki Jembatan Gladak Perak
[UPDATE] Tambah Lagi, Korban Tewas Akibat Erupsi Semeru Jadi 39 Orang

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan perbaikan jembatan Gladak Perak yang putus akibat terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, membutuhkan anggaran sekitar Rp100 miliar. Sedangkan, waktu yang di butuhkan untuk memperbaiki jembatan tersebut sekitar satu tahun.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR, Hery Rahadian, mengatakan tingkat kerusakan jembatan yang menghubungkan Lumajang dan Malang itu tergolong parah. Ia menjelaskan pondasi penopang dari bawah sudah terkikis terjangan lahar dingin. Situasi itu di perparah dengan pengaruh awan panas guguran dari Gunung Semeru.

Maka ke depan, kata Hery, Kementerian PUPR bakal melakukan konstruksi ulang struktur bangunan jembatan Gladak Perak. Tujuannya agar jembatan tersebut tidak lagi bergantung ke pondasi di bawah.

“Nanti akan kami ganti dan konstruksinya akan di balik. Ini runtuhnya kan bangunan bawah, jadi nanti kami tidak akan gunakan pondasi di bawah, tapi sifatnya nanti melengkung ke atas,” ungkap Hery. Usai memantau bekas reruntuhan jembatan Gladak Perak di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, saat di wawancarai pada hari Rabu kemarin.

Hery mengatakan untuk lokasi, lebar dan panjang bangunan jembatan akan menyerupai ketika jembatan tersebut belum rusak di terjang lahar dingin.

“Untuk titiknya tetap dan bentangannya relatif sama. Kecuali, ada kebutuhan yang lain nantinya,” kata dia.

Namun, proses pembangunan jembatan baru bisa di wujudkan bila kondisi sudah benar-benar kondusif. Saat ini awan panas susulan Gunung Semeru masih terus berguguran.