Kategori
NEWS

Ribuan Warga Kazakhstan Melakukan Aksi Demonstrasi di Kota Utama

Ribuan Warga Kazakhstan Melakukan Aksi Demonstrasi di Kota Utama

Ribuan Warga Kazakhstan Melakukan Aksi Demonstrasi di Kota Utama – Menteri-menteri kabinet Pemerintahan Kazakhstan ramai-ramai mengajukan pengunduran diri di tengah gelombang protes besar-besaran merespons melonjaknya harga bahan bakar di negara tersebut. Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan telah menerima surat pengunduran diri tersebut.

Mengutip NHK, para demonstran pertama kali turun ke jalan di Mangistau yang merupakan salah satu provinsi di barat Kazakhstan, sejak Minggu waktu setempat karena adanya lonjakan harga bahan bakar di negara tersebut. Ribuan warga Kazakhstan melakukan aksi demonstrasi di beberapa kota utama.

Aksi protes ini dilatarbelakangi melambungnya harga bahan bakar minyak di Kazakhstan dalam beberapa hari terakhir, sejak akhir tahun 2021. Pendemo menuntut pemerintah untuk segera mengatasi masalah kenaikan harga BBM. Bahkan, beberapa di antaranya juga meminta agar pemerintah mengundurkan diri lantaran dianggap tidak dapat mengatasi masalah ini.

Demonstrasi dimulai di Zhanaozen dan menjalar ke seluruh negeri

Demonstrasi kali ini berawal dari tingginya harga LPG (Liquefied Petroleum Gas) di kota penghasil minyak, Zhanaozen menjelang tahun baru. Hal inilah yang mendorong gerakan protes di beberapa kota utama Kazakhstan, meliputi Aktau, Aktobe, Shymkent, Almaty dan Nur Sultan.

Aksi tersebut di latarbelakangi solidaritas kepada warga Zhanaozen yang pertama kali melakukan protes. Masalahnya, warga juga memprotes mengenai masalah korupsi, tingginya angka pengangguran, dan rendahnya upah yang selama ini menjadi masalah besar di Kazakhstan.

Kenaikan harga LPG diketahui sangat drastis, yang sebelumnya hanya sekitar 50 tenge (Rp1.650) pada 2021, memaski 2022 harganya menjadi 120 tenge (Rp3.900) di seluruh SPBU yang terdapat di Mangystau.

Kenaikan harga di sebabkan oleh reformasi pada 2019 yang mengubah sistem perdagangan elektronik LPG. Namun, hal itu menyebabkan perdagangan LPG naik secara berkala dalam tiga tahun terakhir dan mencapai puncaknya pada 1 Januari 2022, di laporkan dari RT.

Demonstrasi di Almaty berujung ricuh antara pendemo dan aparat kepolisian

Kerusuhan terjadi di kota terbesar Kazakhstan, Almaty, setelah ratusan pendemo berusaha masuk ke kantor wali kota pada Selasa sore. Sedangkan, aparat di ketahui menggunakan granat untuk menghalangi demonstran masuk.

Bahkan, ledakan granat di laporkan terdengar di Almaty, kota yang menjadi lokasi kantor pemerintahan. Meskipun begitu, para pendemo tidak menyerah dan tetap berkerumun untuk menyuarakan tuntutannya di jalanan hingga tengah malam.

Bentrokan antara kepolisian dan pendemo mendapat kecaman dari Presiden Kassym-Jomart Tokayev. Da menyebut bila serangan terhadap gedung pemerintahan dan militer adalah hal yang ilegal.

Keesokan harinya, Tokayev memutuskan untuk mendeklarasikan keadaan darurat di Almaty dan Mangystau, serta membubarkan kabinet pemerintahan mulai Rabu. Jam malam juga di berlakukan mulai pukul 23.00 sampai 7.00 pagi hari, di laporkan dari laman France24.

Pemerintah meminta SPBU untuk menurunkan harga LPG di Mangystau
Harga BBM Naik 3 Kali Lipat, Warga Kazakhstan Desak Pemerintah Mundur

Perdana Menteri Askar Mamin sudah meminta seluruh SPBU di Mangystau untuk menurunkan harga LPG dari 120 tenge menjadi 85-90 tenge per liter. Pemerintah juga sudah membentuk komisi untuk mencari tahu situasi sosial ekonomi di wilayah itu.

Sepanjang 2021, sudah terjadi serangkaian demonstrasi yang di lakukan oleh warga maupun pekerja di seluruh wilayah Mangystau. Hal itu di lakukan untuk menuntut perbaikan upah pekerja dan peningkatan kesejahteraan bagi pekerja tambang minyak.

Di samping itu, demonstrasi kali ini juga di warnai dengan aksi penahanan puluhan demonstran dan aktivis. Bahkan, beberapa jurnalis RFE/RL juga ikut di tahan ketika sedang meliput insiden demonstrasi.

Tak tanggung-tanggung, demonstrasi bahkan telah menyebar ke ibu kota Nur-Sultan dan kota terbesar Kazakhstan, Almaty.
Sebuah rekaman video bahkan menunjukkan gelombang demonstrasi di warnai teriakan slogan-slogan penolakan dan kendaraan yang terbakar. Tampak juga gelombang para demonstran yang di tahan oleh pasukan keamanan.

Pencabutan batas harga bahan bakar gas cair yang di umumkan Presiden Kassym-Jomart Tokayev di sinyalir jadi penyebab lonjakan harga gas rumah tangga yang akhirnya memicu gelombang protes besar-besaran dari masyarakat.