Kategori
NEWS

Insiden Ledakan Truk Polisi yang Berisi Aparat Kembali Terjadi di Kolombia

Insiden Ledakan Truk Polisi yang Berisi Aparat Kembali Terjadi di Kolombia

Insiden Ledakan Truk Polisi yang Berisi Aparat Kembali Terjadi di Kolombia – Kolombia secara resmi berdamai setelah menandatangani pakta dengan kelompok gerilya FARC pada 2016 untuk mengakhiri lebih dari setengah abad konflik bersenjata. Tetapi telah terjadi peningkatan kekerasan dalam beberapa bulan terakhir karena perebutan wilayah dan sumber daya oleh gerilyawan pembangkang, kelompok pemberontak ELN, pasukan paramiliter dan kartel narkoba.

Serangan ini terjadi setelah perang perebutan perdagangan narkoba antara sisa pemberontak FARC dengan ELN yang menewaskan 23 orang di wilayah Arauca. Sebuah ledakan kembali terjadi di Kolombia, tepatnya di Kota Cali. Insiden ledakan berlangsung setelah sebuah truk polisi yang sedang mengangkut aparat tiba-tiba meledak dan mengakibatkan belasan polisi terluka.

Pada tahun lalu, insiden pemboman sudah terjadi beberapa kali di Kukuta, Kolombia yang menyasar sejumlah fasilitas umum, kantor polisi hingga pangkalan militer. Diduga dalang di balik kasus ini adalah pemberontak sayap kiri ELN dan pembelot FARC.

Ledakan diakibatkan bahan peledak yang dikontrol dari jarak jauh

Ledakan truk polisi ini terjadi pada Jumat (7/1/2022) yang sedang membawa anggota Kepolisian Anti-Huru Hara (ESMAD) di bagian selatan Kota Cali. Bahkan, aksi terorisme ini telah mengakibatkan 13 anggota ESMAD terluka dan dua di antaranya mengalami luka parah.

Insiden ini terjadi tepat pukul 21.55 malam, ketika truk yang ditumpangi 15 anggota ESMAD melintasi sektor Puerto Rellena atau Puerto Resistencia di Cali. Bahkan, ledakan ini menyebabkan truk yang ditumpangi aparat terbakar hebat.

Menurut Sekretaris Keamanan Cali, Carlos Soler mengungkapkan bila ledakan telah mengakibatkan pasukannya terkena luka bakar serius. Ia juga mengungkapkan bila ledakan ini akibat bahan peledak yang dikendalikan oleh remote control yang berjarak 100 atau 150 meter dari lokasi kejadian.

“Otoritas masih mengevaluasi sebuah remote control. Ini adalah bahan peledak yang diaktivasi dengan remote control dan ditempatkan di titik tertentu di atas saluran air. Seseorang sudah mengaktifkannya dari jarak 100 atau 150 meter dari titik kejadian” ungkap Soler, dalam laman El Tiempo.

Pemerintah tawarkan hadiah Rp355 juta bagi informan kasus terorisme

Dilaporkan El Tiempo, Soler juga menambahkan bila sejak awal tidak ada tanda-tanda kasus terorisme di wilayah itu. Namun, adanya serangan ini membuat aparat melakukan investigasi mendalam di area tersebut.

“Kami menawarkan hadiah antara 70-100 juta peso Kolombia (Rp355 juta) bagi siapapun yang dapat memberikan informasi terkait teroris kepada hakim. Kami tidak akan membiarkan segala bentuk aksi terorisme kembali terjadi di Santiago de Cali” ujar Soler.

Ia juga mengungkapkan apabila aksi ini tidak berhubungan dengan protes yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Pasalnya, hanya kelompok teroris yang menyerang aparat penegak hukum saat bertugas melindungi warga negara.

Menanggapi kasus ini, Presiden Ivan Duque mengungkapkan kecamannya atas aksi terorisme ini dan simpatinya kepada seluruh aparat kepolisian yang mengalami luka-luka dalam insiden ini.

“Kami mengecam aksi pengecut yang di lakukan teroris dalam melawan Escuadrón Móvil Antidisturbios di Puerto Rellena, Cali. Kami bersimpati dengan 11 aparat kepolisian yang terluka dalam serangan ini, tiga di antaranya mengalami luka serius” ujar Duque, di kutip dalam France24.

ELN akui ada di balik insiden ledakan truk polisi di Cali
Ledakan Truk di Kolombia, 13 Polisi Terluka

Di sisi lain, kelompok pemberontak sayap kiri ELN (Ejército de Liberación Nacional) mengklaim bertanggung jawab. Atas serangan bom di kota terbesar ketiga di Kolombia itu yang menargetkan aparat kepolisian.

Berdasarkan laman yang di juluki urban front, ELN mengungkapkan jika mereka telah melangsungkan operasi melawan ESMAD di Cali pada pukul 21.55. Bahkan, ELN juga mengonfirmasi 13 aparat kepolisian yang terluka dan beberapa di antaranya mengalami luka serius.

Setelah negosiasi damai antara FARC dan Pemerintah Kolombia di tahun 2016. Praktis kini ELN menjadi pemberontak sayap kiri terbesar di Kolombia. Bahkan, di perkirakan jumlah pasukannya mencapai 2.350 dan 1.200 di antaranya di sebut berada di teritori Venezuela.

Pemerintah Kolombia juga sudah menawarkan hadiah 1 miliar peso Kolombia (Rp3,5 miliar). Bagi informan yang bersedia memberitahu keberadaan El Rolo. Pemimpin urban front dari ELN. Selain itu, menawarkan 350 juta peso Kolombia (Rp1,24 miliar) bagi siapapun yang dapat memberitahu rencana serangan, di laporkan dari Reuters.

Selama ini Pemerintah Kolombia menuding Venezuela yang di pimpin Nicolas Maduro. Telah melindungi pemberontak ELN dan pembelot gerilya FARC yang menolak berdamai. Namun, hal itu di tolak mentah-mentah oleh Pemerintah Venezuela.

Pemberontak sayap kiri Kolombia , Tentara Pembebasan Nasional (ELN), mengaku bertanggung jawab atas serangan di kota terbesar ketiga di negara itu, Cali, yang melukai lebih daribelasan petugas polisi . Operasi ELN melakukan pengeboman, yang di tujukan terhadap anggota ESMAD. Unit anti huru hara polisi nasional Kolombia yang di takuti. Pada Jumat malam, saat mereka bepergian dengan kendaraan.

ELN dan polisi nasional mengkonfirmasi bahwa 13 petugas terluka dalam serangan itu, dengan pejabat polisi mengatakan bahwa beberapa terluka parah. Tidak ada korban tewas yang di laporkan dalam kejadian tersebut.