Kategori
Seni

Berikut Fakta Seputar Karya Seni Sastra Kekereb yang Bernilai Spiritual

Berikut Fakta Seputar Karya Seni Sastra Kekereb yang Bernilai Spiritual

Berikut Fakta Seputar Karya Seni Sastra Kekereb yang Bernilai Spiritual – Seni adalah sebuah kehidupan karena telah menyatu dalam jiwa. Fungsi seni untuk spiritual antara lain sebagai wadah ekspresi dari pengalaman-pengalaman individual yang terus terjadi setiap saat. Perasaan-perasaan dan emosionalitas yang dialami oleh individu dapat direkam dalam suatu karya seni.

Pengalaman spiritual individu dapat menciptakan suatu karya seni yang mengandung unsur religious. Walaupun spiritual dengan religious mempunyai makna yang berbeda, namun dua hal tersebut saling berkaitan karena salah satu jalan untuk mencapai pengalaman spiritual adalah dengan melakukan aktifitas yang berhubungan dengan keagamaan.

Karya Kekereb merupakan suatu karya sastra yang dituliskan dalam selembar kain. Dan Kekereb berisikan gabungan aksara rajahan dan gambar yang disesuaikan dengan penggunaan kekereb tersebut.

Kekereb digunakan untuk Ida Sesuhunan
Kekereb, Karya Seni Sastra dengan Kekuatan Spiritual

Dan Kekereb di gunakan untuk pelawatan-pelawatan atau pralingga Ida Sesuhunan di suatu pura seperti pratimabarong, atau rangda yang merupakan Sesuhunan di suatu pura. Fungsi kekereb di sini bukan saja untuk menutupi bagian topeng atau tapel Ida Sesuhunan, tetapi juga berfungsi untuk menguatkan taksu dari pralingga tersebut agar Roh Suci tetap meneng atau jenek, dapat di katakan tidak keluar atau lepas dari pralingga-nya.

Bahan yang di gunakan untuk pembuatan kekereb
Kekereb, Karya Seni Sastra dengan Kekuatan Spiritual

Tidak ada persyaratan khusus untuk bahan kekereb. Biasanya menggunakan kain yang banyak terdapat di pasaran. Pembuatnya perlu memperhatikan pemilihan bahan yang bisa bertahan dalam jangka waktu lama. Sebagian besar menggunakan kain berwarna putih atau terang.

Kekereb menggunakan aksara yang bernama modre yang cukup kompleks
Kekereb, Karya Seni Sastra dengan Kekuatan Spiritual

Menurut I Nengah Arimbawa atau sering di sebut dengan nama Jro Rudra Agni, penyusunan aksara dalam rajahan kekereb sangat kompleks. Biasanya, Aksara ini di susun berdasarkan suatu cerita atau purana yang di sesuaikan dengan pralingga Ida Sesuhunan.

Pada Aksara yang di gunakan di sebut dengan nama aksara Modre. Aksara Modre ini merupakan penggabungan beberapa aksara seperti Sang, Bang, Tang, Ang, Ing, Nang dan sebagainya.

Dan Aksara yang sudah di gabung ini di berikan pepayasan seperti suku kembung, nania, pepet, dan lainnya sehingga hidup atau memiliki suatu arti. Kompleksnya penyusunan aksara ini membuat penyusunannya memerlukan orang yang memang ahli dan kompeten.

Pembuat tidak hanya mahir menulis aksara, tetapi juga memiliki kemampuan menggambar
Kekereb, Karya Seni Sastra dengan Kekuatan Spiritual

Selain harus ahli dalam aksara, baik untuk pemahaman maupun penulisan, pembuat harus memiliki kemampuan melukis atau menggambar. Kekereb merupakan karya seni yang menggabungkan aksara dan gambar.

Gambar di sesuaikan dengan cerita dan aksara yang di gunakan. Gambar ini merupakan kearifan lokal seni dan budaya sesuai dengan imajinasi pembuatan. “Tidak ada pakem-pakem tertentu dalam pembuatan gambar ini, semuanya murni dari imajinasi masing-masing pembuat,” ujar pria yang juga sebagai penasihat Paguyuban Taksu Rudra Bhairawa ini.

Proses pembuatan kekereb
Kekereb, Karya Seni Sastra dengan Kekuatan Spiritual

Untuk memulai proses pembuatan, harus memilih hari baik atau duwasa seperti purnamatilem, atau kajeng kliwon. Sarana yang di gunakan pejati atau sesantun gede, di mana dalam satu wadah terdapat empat daksina dan taksu.

Pembuat kemudian akan memohon izin dan petunjuk kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam wujud Ida Sang Hyang Saraswati dan Ida Bhatara Ghana. Ida Hyang Saraswati sebagai pemilik aksara-aksara dan Ida Bhatara Ghana sebagai pemilik alat tulis dalam pembuatan kekereb.

Proses awal ini sangatlah penting, karena dalam proses ini pembuat memohon agar tidak terjadi kesalahan dalam menulis aksara. Jika salah, maka kekereb tersebut tidak akan memiliki taksu atau energi. Pembuatan kekereb ini memerlukan waktu 2—6 bulan, disesuaikan dengan kondisi pembuatan.

Proses pasupati kekereb untuk memberikan kekuatan spiritual
Kekereb, Karya Seni Sastra dengan Kekuatan Spiritual

Saat proses pembuatan kekereb telah selesai, maka akan di lakukan proses pasupati. Proses pasupati ini berguna untuk “menghidupkan” kekereb agar memiliki energi taksu. Seperti halnya dalam proses memulai pembuatan, proses pasupati juga perlu memilih hari baik.

Sarana yang di gunakan adalah banten pengrampet pasupati dan sarana pelengkap lainnya. “Proses pasupati biasanya di lakukan di Pura Mrajapati karena di yakini di pura ini sebagai tempat penciptaan dan peleburan (pemusnahan),” ujar Jro Rudra Agni.

Sebagai karya seni yang di sakralkan, kekereb ini tidak bisa di taruh dan di gunakan secara sembarang. Jika suatu saat kekereb ini rusak dimakan usia, maka akan di lakukan upacara peleburan atau pralina dan mengganti dengan kekereb yang baru.

Salah satu karya seni yang tercipta dengan pengalaman spiritual adalah patung atau arca. Patung atau arca tersebut berfungsi sebagai media untuk mencapai pengalaman spiritual. Misalnya pada masyarakat agama Hindu umumnya dan Bali khususnya, umat Hindu dalam berkomunikasi dengan Ida Sanghyang Widhi atau Tuhan tidak hanya melalui hubungan spiritual namun juga melalui media-media tertentu.

Hal ini merupakan hakikat hidup manusia yang universal yaitu sebagai makhluk yang menggunakan simbol (animal symbolicum) sebagai alat komunikasi. Selain masyarakat agama Hindu masyarakat agama Budha dan Nasrani juga menggunakan patung dalam kegiatan spiritual mereka. Sedangkan dalam agama Islam, seni dapat di gunakan sebagai media berdakwah, seperti yang di lakukan oleh Sunan Kalijaga yang menggunakan wayang untuk mengajarkan agama Islam kepada masyarakat Jawa.