Kategori
NEWS

ASEAN Menunjuk Menteri Luar Negeri Brunei Sebagai Utusan di Myanmar

ASEAN Menunjuk Menteri Luar Negeri Brunei Sebagai Utusan di Myanmar

ASEAN Menunjuk Menteri Luar Negeri Brunei Sebagai Utusan di Myanmar  –  Jenderal junta militer Min Aung Hlaing, di tunjuk menjadi Perdana Menteri (PM) baru Myanmar. Min yang memimpin kudeta melengserkan kepemimpinan Aung San Suu Kyi. Akan memimpin pemerintahan. Sementara guna melaksanakan pemilu baru di negeri yang tengah bergejolak tersebut.

Dalam pidato 50 menit yang di siarkan melalui media pemerintah pada hari Minggu (1/8/2021). Min berjanji untuk mengadakan pemilihan “bebas dan adil” . Dan mencabut keadaan darurat saat ini pada Agustus 2023. Selain itu ia mengklaim bahwa pemilu yang di menangkan partai Aung San Suu Kyi. 2020 lalu adalah pemilihan penuh kebohongan.

ASEAN menunjuk Menteri Luar Negeri (Menlu) Brunei Darussalam Dato Erywan Pehin Yusof, sebagai utusan khusus idn poker mobile (special envoy) dari blok tersebut untuk Myanmar. Penunjukkan Erywan telah di terima junta Myanmar, kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Sidharto Suryodipuro dalam press briefing, Rabu (4/8/2021).

1. Menlu ASEAN sahkan joint communique
Menlu Brunei Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar

Sidharto juga mengatakan para menlu ASEAN sudah mengesahkan joint communique dari ASEAN Ministerial Meeting (AMM), dan paragraf 93 yang sempat membuat pengesahan di tunda, kini telah di selesaikan.

“Ini adalah kesepakatan semua anggota ASEAN tanpa kecuali yang penting untuk ASEAN keseluruhan dan ini di-drive oleh Indonesia adalah adanya rumusan yang konkret dan langsung tentang acceptance dari pihak Myanmar. Acceptance terhadap pelaksanaan 5 points of consensus, hasil dari ASEAN meeting pada 24 April,” sambungnya.

2. Negara-negara ASEAN kompak
Menlu Brunei Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar

Sidharto menjelaskan selama pembahasan yang cukup alot tersebut, negara-negara ASEAN kompak memandang pelaksanaan 5 points of consensus sebagai hal yang mendesak.

“Sembilan negara ASEAN itu memandang bahwa pelaksanaan 5 points of konsensus itu mendesak, urgent, berpandangan bahwa ini harus di lakukan tanpa kondisionalitas jadi jangan di kaitkan dengan hal-hal lain,” ujarnya.

Sidharto juga menyebut selama proses yang berlangsung tersebut, Menlu Indonesia Retno Marsudi turut berada di garis depan bersama menlu lainnya.

“Posisi Indonesia itu sejak semula sangat firm bahwa pada saat AMM sekarang ini itu sudah harus ada keputusan mengenai special envoy dan mengenai komitmen myanmar dan akhirnya hal-hal tersebut di sepakati setelah suatu proses yang cukup panjang dan cukup alot,” ujarnya.

3. Myanmar harus kerja sama dengan ASEAN
Menlu Brunei Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar

Selain itu, Sidharto mengatakan ke depan Myanmar harus bekerja sama dengan ASEAN agar dapat menyukseskan kehadiran special envoy yang telah di tunjuk.

“Dalam konteks ASEAN, maka Myanmar harus bekerja sama karena bagaimana pun juga kesuksesan special envoy akan merupakan keberhasilan dari Myanmar, untuk keluar dari krisis ini yang sekarang sudah berlapis-lapis. Ada situasi politik, situasi ekonomi, di tambah lagi situasi COVID-19,” katanya.

“Jadi kita semua menghendaki dan tidak kurang tentunya pihaknya Myanmar bahwa special envoy akan sukses,” sambung Sidharto.

Ia juga menyebut semua anggota ASEAN juga kompak bahwa The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management (AHA Centre), pusat bantuan kemanusiaan ASEAN, perlu segera melakukan kerjanya untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Myanmar.

“Dan layak di catat juga bahwa 5 points of consensus termasuk penunjukkan special envoy. Pelaksana kerja kemanusiaan oleh AHA Centre. Ini semua mendapat dukungan yang sangat kuat dari semua mitra ASEAN. Jadi kita berharap ini akan bisa segera di tindaklanjuti dan terwujud,” papar Sidharto. Sejak April, ASEAN telah berjuang untuk memilih utusan khusus untuk memfasilitasi dialog di antara para pemangku kepentingan politik Myanmar.

Min sendiri mengatakan pemerintahannya meminta mantan wakil menteri luar negeri Thailand. Virasakdi Futrakul sebagai utusan khusus ASEAN. Calon lainnya yang di laporkan adalah mantan menteri luar negeri Indonesia Hassan Wirajuda. Menteri luar negeri kedua Brunei Erywan Yusof dan diplomat veteran Malaysia Razali Ismail.

Myanmar sendiri saat ini sedang di landa kewalahan oleh pandemi Covid-19. Secara resmi, negara itu mencatat 4.725 kasus baru pada hari Sabtu (31/7/2021). Tetapi jumlah kematiannya termasuk yang tertinggi di ASEAN, mencapai 392 kasus.