Kategori
NEWS

Kemenkes Temukan Kasus Varian COVID-19 B1.466.2 Asal Indonesia

Kemenkes Temukan Kasus Varian COVID-19 B1.466.2 Asal Indonesia

Kemenkes Temukan Kasus Varian COVID-19 B1.466.2 Asal Indonesia – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan kesehatan. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan Indonesia telah melaporkan kemunculan varian COVID-19 lokal yang diberi nama B1.466.2 kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kementerian Kesehatan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Nadia menuturkan, sejak 2020 hingga 2021, sudah ada 920 kasus yang ditemukan. “Sudah 920 yang kita deteksi,” kata Nadia saat dihubungi idn poker android, Rabu (28/7/2021).

1. Varian lokal dari Indonesia tidak masuk daftar Variant of Interest (VoI) atau yang perlu mendapat perhatian

Pokja Genetik UGM berharap varian corona B1617 jadi perhatian bersama -  ANTARA News

Varian lokal B.1.466.2 ini sudah di temukan sejak November 2020. WHO memasukkan varian asal Indonesia itu pada daftar Alerts for Future Monitoring pada 28 April 2021. Masuknya ke daftar WHO menegaskan varian lokal itu berpotensi berbahaya di masa mendatang.

Kendati begitu, Nadia mengatakan bahwa varian lokal tersebut tidak masuk dalam daftar Variant of Concern (VoC) atau yang perlu di waspadai dan Variant of Interest (VoI) atau yang perlu mendapat perhatian. Meski demikian, varian lokal tersebut masih dalam pemantauan WHO untuk di lihat tingkat bahayanya.

“Ini bahkan tidak jadi VoI,” ujar Nadia.

2. Terdapat 13 jenis varian yang masuk dalam Alerts for Furthers Monitoring WHO
Powering Payments from the Driver's Seat

Di kutip dalam situs resmi WHO, saat ini ada 13 jenis varian yang masuk dalam Alerts for Furthers Monitoring, termasuk varian lokal dari Indonesia ini. WHO menjelaskan, varian ini masuk dalam pengawasan berpotensi menimbulkan bahaya di masa depan.

Varian yang masuk dalam Alerts for Further Monitoring tak masuk dalam kelompok Variant under Investigation (VoI) atau Variant of Concern (VoC). Namun, varian ini memiliki potensi jadi berbahaya di masa depan karena memiliki perubahan genetik. Hanya saja, belum ada bukti penelitian yang lengkap sehingga masih di lakukan pengawasan lanjutan.

3. WHO perkirakan varian Delta akan mendominasi virus corona

WHO: Covid-19 Varian Delta Akan Mendominasi dalam Beberapa Bulan Lagi  Halaman all - Kompas.com

WHO memperkirakan varian Delta COVID-19 akan mendominasi jenis virus corona dalam beberapa bulan mendatang. Varian Delta merupakan mutasi SARS-CoV-2 yang pertama kali terdeteksi di India dan memiliki daya penularan tinggi.

Dil ansir dari Channel News Asia, berdasarkan data WHO, lebih dari tiga perempat spesimen yang di laporkan di banyak ngara besar di sumbangkan oleh varian Delta.

“Di perkirakan itu (varian Delta) akan bersaing cepat dengan varian lain dan menjadi garis keturunan dominan yang beredar selama beberapa bulan mendatang,” demikian keterangan WHO dalam pembaruan epidemiologi mingguan.

Dari tiga varian kekhawatiran virus corona (VOC) lainnya, varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Inggris telah di laporkan di 180 wilayah, bertambah enam wilayah dari pekan lalu. Varian Beta yang pertama kali tercatat di Afrika Selatan telah terdeteksi di 130 wilayah, bertambah tujuh wilayah. Adapun varian Gamma yang pertama kali di temukan di Brasil telah terdeteksi di 78 wilayah, bertambah tiga wilayah.

Menurut data urutan SARS-CoV-2 yang di ajukan ke inisiatif sains global GISAID selama empat minggu hingga 20 Juli, prevalensi varian Delta melebihi 75 persen di beberapa negara.

Negara-negara yang di maksud mencakup Australia, Bangladesh, Botswana, Inggris, Tiongkok, Denmark, India, Indonesia, Israel, Portugal, Rusia, Singapura, dan Afrika Selatan.

“Bukti yang berkembang mendukung peningkatan transmisibilitas varian Delta di bandingkan dengan non-VOC. Namun, mekanisme yang tepat untuk peningkatan transmisibilitas masih belum jelas,” kata WHO.